Langsung ke konten utama

Cengkaruk

Namanya cengkaruk. Entah kenapa disebut cengkaruk, mungkin karena cara makannya digaruk pakai tangan. Makanan serupa yang cara makannya digaruk entahlah. Nampaknya hanya ini.

Terbuat dari nasi aking. Nasi akingnya harus yang tidak basi saat dijemur dan benar-benar kering. Hal ini berpengaruh nanti saat digoreng. Sebelum digorek ditepeni terlebih dahulu, memilah dan membersihkan dari reget-reget dan res-resan. Tadi saya terhitung kurang beruntung, karena nasi aking yang ada di kandi dan belum dijual kurang baik. Sebab dijemur pada musim-musim macam ini yang tidak menentu, kadang panas, kadang hujan. Jadilah saya ambil intip, yang nampak bersih dan keringnya mendekati sempurna. Lalu saya remuk pakai cowek dan mutu dari batu itu.

Untuk menggorengnya harus menggunakan wajan dari tanah. Jika menggunakan wajan yang besi itu nanti gosong. Dan, misal digoreng menggunakan minyak goreng namanya bukan cengkaruk lagi, tapi krecek remuan. Susuknya harus menggunakan impon. Pengertian impon silahkan buka postingan saya beberapa hari yang lalu.

Dulu, saat kak Soumi dan kak Nancy belum seterkenal sekarang, mbah-mbah kita biasa menjadikan cengkaruk sebagai salah satu cemilan. Cara menyajikannya dengan diurap parutan kelapa dan garam, lalu dimasukkan pada wedang kopi. Tinggal disendok puluk demi puluk. Seingatku, saya menangi sedikit saja saat kelas-kelas awal sekolah dasar. Setelahnya sangat jarang mbikin. Sekarang saja mau membikin benar-benar nglegakke beli alatnya.

Jujur, rasanya tidak kalah dengan oreo atau biskuit roma kelapa. Apalagi bagi kamu-kamu yang mengikuti pola makan kembali ke alam dengan tidak makan makanan olahan baprik. Perlu dicoba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kitab Fasholatan; Kita dan Pelajaran Praktik Sholat

Judul: Fasholatan Pengarang: KHR. Asnawi Penysun: Minan Zuhri Arif Penulis: Rodhi Arif Penerbit: Menara Kudus Tebal Kitab:100 Halaman Cetakan Pertama: 1375 Sumber: dokumen pribadi Aku memiliki kenangan akan pelajaran praktek sholat malam selasa semasa kecil. Kukira termasuk kau juga memiliki kenangan yang sama akannya. Namun, di sini yang ingin aku ceritakan adalah segurat kisahku saja. Ya. Kenanganku. Kenanganku akannya. Kisah tentang pelajaran praktek sholat malam selasa. Waktu itu, kami menyebutnya dengan ngaji sembahyang yang dilaksanakan setiap malam selasa. Malam-malam lain untuk belajar membaca Al-Qur'an. Untuk malam jum'at libur dan biasanya diisi pembacaan kitab Maulid Berjanji di masjid dan musholla-musholla. Di dalam belajar sholat aku masih ingat betul, bacaan-bacaan yang ada di dalam sholat aku peroleh dari sebuah kitab kecil bersampul hijau tentang tuntunan sholat dan bacaan-bacaan di dalam sholat beserta artinya dengan judul Fasholatan . ...

#3 Washoya al-Aba' li al-Abna' karya KH. Bisri Musthofa

 Sumber; Pribadi Judul: Washoya al-Aba' li al-Abna' Pengarang: KH. Bisri Musthofa Penerbit: Menara Kudus Cetakan:- Tebal: 46 Halaman Dalam dunia pesantren pengajaran akhlaq sangat ditekankan karena akhlaq sebagai pondasi pelajar dalam bersikap dan berperilaku selama ia menuntut ilmu. Bahkan ada sebuah ungkapan bahwa akhlaq lebih utama dari ilmu, namun bukan berarti meniadakan ilmu itu sendiri. Karena yang paling utama adalah antara akhlaq dan ilmu harus berdampingan. Akhlaq biasanya mulai diajarkan di kelas-kelas paling dasar, karena akhlaq kelak sebagai bekal dalam menuntut ilmu bagi seorang pelajar. Akhlaq , adab, tata krama, budi pekerti, etika, atau penyebutan yang lainnya adalah suatu cabang dari filsafat yang membahas tentang perilaku manusia secara individu dilihat dari baik-buruknya. Jika perilaku manusia secara masal atau banyak disebut dengan politik. Dalam khasanah pesantren sangat banyak kitab-kitab yang membahas tentang akhlaq, mulai dari kitab...

#4 Badiu al-Hikayah-Kyai Zubaidi Hasbullah

Sumber; Pribadi Judul: Badi al-Hikayaah Pengarang: Zubaidi Hasbullah Penerbit: al-Munawwar Semarang Tebal: 98 Halaman Cetakan: 1967M/1387H Cerita adalah salah satu metode pembelajaran di dalam dunia pendidikan. Secara nalurian dan alam bawah sadar manusia senang mendengar cerita, apalagi bagi mereka anak-anak. Anak yang di dalam keluarganya dibesarkan dengan buaian cerita menjelang tidurnya atau sering diceritakan kisah-kisah oleh anggota keluarganya akan sangat membekas baginya di kemudian kelak. Hampir setiap peradaban memiliki tradisi bercerita, baik lisan maupun tulisan. Hal ini karena cerita merupakan refleksi dari kejadian-kejadian nyata yang dapat diambil pelajaran dan hikmah darinya. Pun demikian di dalam dunia Islam. Dunia Islam sangat erat dengan cerita-cerita. Hal ini dapat dilihat di dalam al-Qur’an sendiri sebagai sumber rujukan pertama agama islam yang banyak sekali memuat cerita-cerita. Di antara cerita yang dimaksud adalah cerita-cerita nabi terdahu...