Sumber; Pribadi
Judul: Badi al-Hikayaah
Pengarang: Zubaidi Hasbullah
Penerbit: al-Munawwar Semarang
Tebal: 98 Halaman
Cetakan: 1967M/1387H
Cerita adalah salah satu metode pembelajaran
di dalam dunia pendidikan. Secara nalurian dan alam bawah sadar manusia senang mendengar cerita, apalagi bagi mereka anak-anak. Anak yang di dalam keluarganya dibesarkan dengan buaian cerita menjelang tidurnya atau sering diceritakan kisah-kisah oleh anggota keluarganya akan sangat membekas baginya di kemudian kelak. Hampir setiap peradaban memiliki tradisi bercerita,
baik lisan maupun tulisan. Hal ini karena cerita merupakan refleksi dari kejadian-kejadian nyata yang dapat diambil pelajaran dan hikmah darinya.
Pun demikian di dalam dunia Islam. Dunia Islam sangat erat dengan cerita-cerita. Hal ini dapat dilihat di dalam
al-Qur’an sendiri sebagai sumber rujukan pertama agama islam yang banyak sekali memuat cerita-cerita. Di antara cerita yang dimaksud adalah cerita-cerita nabi terdahulu yang terkadang dijadikan sebagai nama surat. Selain di dalam al-Qur’an juga banyak
sekali cerita-cerita yang dikarang oleh ulama’-ulama' sebagai sarana untuk menjelaskan inti-inti ajaran agar mudah difahami. Bahkan sangat banyak kitab-kitab yang dikhususkan memuat cerita-cerita, seperti An-Nawadir dengan bahasa arab. Ada juga kitab risalah kecil yang ditulis dengan aksara pegon berbahasa jawa dengan nama Badiul Hikayah karangan Kyai Zubaidi
Hazbullah terbitan al-Munawwar Semarang. Nama penulisnya cukup asing bagi saya, namun setelah saya telusuri ternyata beliau juga yang mengarang kitab kecil seukuran saku dengan nama syiir bahasa arab. Sebuah kitab berisi syiir yang memuat tentang mufrodat beserta artinya. "Ro'sun sirah roqobatun gulu # udnun kuping sinnun untu."
Kitab ini saya temukan di salah satu toko
kitab di Pati saat ziarah ke sana. Kitab-kitab terbitan lama dan jarang
peredarannya selalu membikin saya tertarik. Dari sana saya dapat mengetahui khasanah kekayaan intelektual pesantren.
Kitab ini ditulis dengan aksara pegon
berbahasa jawa. Yang berisi cerita-cerita pilihan yang masyhur di dalam dunia
Islam, di antaranya; ceritane uwong majusi, ceritane kyai Tsabit lan ahli
kubur, ceritane Nuf al-Jawari, ceritane Syam’un, ceritane Baluqiya, ceritane
Ashabul Kahfi, Thalut perang musuh Jalut, nabi Musa merguru marang Nabi Khodir
AS, dipelumasine nabi Ibrahim perang rojo Namrud masalah ketuhanan, keshobarane
nabiyullah Nuh AS, nabi Sulaiman krama karo rojo Bilqis.
Menurut penuturan penulis di dalam
pembukaannya bahwa kitab ini memuat cerita-cerita indah dan menyenangkan yang
berhubungan dengan keimanan dan keislaman sebsgai bahan dakwah islam.
Gaya bercerita kitab ini berupa narasi yang di dalamnya memuat dialo-dialog antar tokoh yang terlibat seperti halnya novel atau cerpen, seperti umumnya sebuah dongeng. Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan bahasa jawa lama akan kesulitan memahami isinya. Kitab tersebut ditulis pada tahun 1967 yang menggunakan bahasa yang nampaknya sekarang sudah jarang penggunaannya. Di samping itu, hal terpenting untuk dapat membacanya harus bisa membaca pegon.
Menariknya walaupun cerita-cerita yang di dalamnya di ambil dari khasanah keislaman yang berkembang di timur tengah dengan tradisi, karakter, budaya, dan iklim yang berbeda. Semisal dalam menyebutkan makanan pokok yang digunakan beras yang merupakan makanan pokok orang Indonesia. Saat menyebutkan suatu permainan yang disebutkan adalah dakon yang sangat lekat dengan orang jawa.
Untuk lebih lengkapnya bisa cari di toko-toko kitab terdekat. Jika tidak ada maka bisa mencari cerita-cerita yang termuat di dalamnya di kitab-kitab lain. Karena cerita-cerita yang terdapat di dalamnya sangat masyhur di dunia islam dan sangat sering dikutip atau dimuat di dalam kitab-kitab tertentu.
Komentar
Posting Komentar