Langsung ke konten utama

#10 Hadits Joyoboyo

Judul: Hadits Joyoboyo (Alamat Kiamat
Pengarang: Kyai Masruhan Ihsan Mranggen
Penulis: Abdul Aziz Pedurungan
Penerbit: Thaha Putra Semarang
Tahun Cetak:
Hal: 88

Satu di antara rahasia terbesar alam semesta adalah tentang datangnya hari kiamat. Tak ada satupun makhluk Allah yang mengetahui kapan datangnya, bahkan para nabi dan malaikat sekalipun yang merupakan ciptaan-ciptaan terdekat dengan-Nya. Peradaban-peradaban tertentu pernah meramalkan akhir dunia, paling ramai tentunya ramalan oleh suku Maya yang menurut ramalannya kiamat akan jatuh pada tanggal 21 Desember 2020. Namun ramalan tersebut tak terbukti dan dunia masih berputar sampai sekarang.

Walaupun kapan pastinya tidak ada yang tahu di dalam dunia Islam diberikan tanda-tandanya, tanda-tanda tentang kapan datangnya hari kiamat. Baik di dalam al-Qur'an atau Hadits sebagai sumber utama agama Islam. Salah satu kitab yang memuat tanda-tanda kiamat yang berdasarkan hadits nabi adalah kitab dengan judul Hadits Joyoboyo karya Kyai Masruhan Ihsan Mranggen.

Untuk nama pengarangnya terdengan asing bagi saya, namun nampaknya beliau juga ulama yang produktif karena saya juga pernah menemui kitab dengan nama serupa. Kalau melihat asalnya dari Mranggen. Mranggen termasuk tempat yang melahirkan ulama-ulama besar yang di antaranya KH. Muslih Abdurrahman dan KH. Ahmad Muthohar. Mereka adalah ulama-ulama besar yang terbilang produktif.

Kitab ini diberi judul Hadits Joyoboyo yang diterbitkan oleh penerbit Thoha Putra Semarang. Tebal 88 halaman selain halaman sampul. Jayabaya menurut Wikipedia adalah nama seorang raja Kediri yang memerintah dari 1135-1157. Beliau terkenal akan ramalannya atau dikenal dengan jangka jayabaya. Salah satunya adalah tentang kiamat. Namun, dalam konteks ini hemat penulis istilah tersebut memang istilah yang biasa digunakan masyarat Jawa untuk menyebut hari kiamat maka pengarang kitab tersebut untuk memudahkan dan agar masyarakat lebih faham digunakanlah istilah tersebut. Namun, pengarang kitab memiliki perspektif tersendiri tentang arti joyoboyo. Menurut beliau kata joyoboyo berasal dari susunan fi'il-fa'il dari kalimat ja-a abuya yang artinya dalam bahasa Jawa adalah telah datang bapakku. Dijawakan menjadi joyoboyo. Kemudian beliau mengutip sebuah riwayat tentang asal-usul kata tersebut. Diceritakan, suatu masa ada seorang wali Allah yang ahli dalam hal mukasyafah yang kegiatannya hanya berkelana. Setiap kembali ke rumah anak-anaknya berbahagia menyambutnya seraya berkata dengan bahasa Arab, "ja-a abuya 3x". Satu hal yang mereka tunggu-tunggu adalah apa yang diucapkan ayahnya, kemudian akan mereka catat pada sebuah buku. Sesuatu yang diucapkan ayahnya adalah tentang hal-hal yang sama sekali belum terjadi. Maka anak-anaknya menganggap saat pertemuan dengan ayahnya adalah satu hal penting yang harus mereka catat sehingga catatannya menjadi sebuah buku yang tebal. Singkatnya buku tersebut diberi judul ja-a abuya. Maksudnya, supaya menjadi peringakat, mengingat isi-isinya yang terkandung dalam buku tersebut adalah berita ghaib yang berasal dari ayah mereka. Selanjutnya buku tersebut digilirkan untuk dibaca oleh orang-orang. Karena masanya yang terlampau lama dan banyaknya orang yang membaca judul buku tersebut dieja menjadi joyoboyo. Wallau a'lam bishowab.

Muqodimah kitab tersebut cukup panjang, paling panjang yang pernah saya temui pada kitab yang beraksara pegon. Pengarang di dalam muqodimahnya menjelaskan bahwa tujuan penulisan kitab ini adalah karena permintaan kawan-kawannya agar menulis sebuah kitab risalah tentang hari kiamat. Hal yang biasa terjadi dalam dunia kepenulisan ulama sejak jaman dahulu. Jadi para ulama adakalanya dalam penulisan kitabnya karena keinginan sendiri, adakalanya dicatat oleh murid di dalam pelajaran, dan adakalanya diminta oleh kawan-kawannya.

Pengarang melanjutkan, bahwa menerangkan perkara-perkara yang akan terjadi adalah hal yang sangat berat menurut pandangan syara'. Perlu diketahui bahwa yang menjadi pembahasan di dalam kitab ini seperti yang pengarang jelaskan di dalam muqodimahnya adalah bukan hal-hal yang pasti akan terjadi yang telah di nash seperti siksa kubur, hari kebangkitan, kiamat, pertanyaan munkar-nakir, mizan, shirot al-Mustaqim, surga dan neraka. Namun adalah hal-hal yang nantinya akan terjadi di akhir zaman namun bentuk pasti peristiwanya masih samar, seperti tercabutnya ilmu agama di zaman akhir. Maksud dari ungkapan tersebut masih samar dan membutuhkan penjelasan yang luas tentang bagaimana ilmu agama itu kelak akan dijabut. 

Di dalam penulisannya beliau menulis haditsnya terlebih dahulu tanpa makna gandul beserta rawinya yang kemudian diberi arti dengan bahasa Jawa beraksara pegon. Adapun bab-bab yang terkandung di dalamnya meliputi babu fi bad-i al-Islam, babu fi dhuhuri al-bida', babu manzu'i al-'ilmi, raf'u al-halali wa al-amanati wa al-khusyui, babu man faaraqo al-jama'atu, khuruju aqwami qulubuhum qulubu al-syaithon, salamatu al-insani al-firoru bidinihim, babu quruni al-ummati, babu a'mari al-dunnya wa al-insani, babu halaki al-ummati al-madhiyah, asbabu nuzuli al-adhabi, al-insanu fi zamani al-fitan, babu mukholathoti al-shulthon, futuhu al-ardi, shifatu munafiqi akhiri al-zaman, dzikru qiyami al-khilafati, babu fi dzikri al-abdal, babu fi dzikri al-aimmati, dll.

Catatan:

Kiamat ada dua. Satu kiamat besar yang nantinya alam semesta ini hancur dan menjadi akhirnya. Kedua kiamat kecil, kiamat berupa kematian yang mana banyak manusia lalai akannya. Padahal kematian bisa saja datang dengan tiba-tiba. Orang yang sehat bugar masih muda kemudian meninggal banyak. Maka kita sebagai manusia harus menyiapkan segalanya untuk menuju kepada-Nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kitab Fasholatan; Kita dan Pelajaran Praktik Sholat

Judul: Fasholatan Pengarang: KHR. Asnawi Penysun: Minan Zuhri Arif Penulis: Rodhi Arif Penerbit: Menara Kudus Tebal Kitab:100 Halaman Cetakan Pertama: 1375 Sumber: dokumen pribadi Aku memiliki kenangan akan pelajaran praktek sholat malam selasa semasa kecil. Kukira termasuk kau juga memiliki kenangan yang sama akannya. Namun, di sini yang ingin aku ceritakan adalah segurat kisahku saja. Ya. Kenanganku. Kenanganku akannya. Kisah tentang pelajaran praktek sholat malam selasa. Waktu itu, kami menyebutnya dengan ngaji sembahyang yang dilaksanakan setiap malam selasa. Malam-malam lain untuk belajar membaca Al-Qur'an. Untuk malam jum'at libur dan biasanya diisi pembacaan kitab Maulid Berjanji di masjid dan musholla-musholla. Di dalam belajar sholat aku masih ingat betul, bacaan-bacaan yang ada di dalam sholat aku peroleh dari sebuah kitab kecil bersampul hijau tentang tuntunan sholat dan bacaan-bacaan di dalam sholat beserta artinya dengan judul Fasholatan . ...

#3 Washoya al-Aba' li al-Abna' karya KH. Bisri Musthofa

 Sumber; Pribadi Judul: Washoya al-Aba' li al-Abna' Pengarang: KH. Bisri Musthofa Penerbit: Menara Kudus Cetakan:- Tebal: 46 Halaman Dalam dunia pesantren pengajaran akhlaq sangat ditekankan karena akhlaq sebagai pondasi pelajar dalam bersikap dan berperilaku selama ia menuntut ilmu. Bahkan ada sebuah ungkapan bahwa akhlaq lebih utama dari ilmu, namun bukan berarti meniadakan ilmu itu sendiri. Karena yang paling utama adalah antara akhlaq dan ilmu harus berdampingan. Akhlaq biasanya mulai diajarkan di kelas-kelas paling dasar, karena akhlaq kelak sebagai bekal dalam menuntut ilmu bagi seorang pelajar. Akhlaq , adab, tata krama, budi pekerti, etika, atau penyebutan yang lainnya adalah suatu cabang dari filsafat yang membahas tentang perilaku manusia secara individu dilihat dari baik-buruknya. Jika perilaku manusia secara masal atau banyak disebut dengan politik. Dalam khasanah pesantren sangat banyak kitab-kitab yang membahas tentang akhlaq, mulai dari kitab...

#4 Badiu al-Hikayah-Kyai Zubaidi Hasbullah

Sumber; Pribadi Judul: Badi al-Hikayaah Pengarang: Zubaidi Hasbullah Penerbit: al-Munawwar Semarang Tebal: 98 Halaman Cetakan: 1967M/1387H Cerita adalah salah satu metode pembelajaran di dalam dunia pendidikan. Secara nalurian dan alam bawah sadar manusia senang mendengar cerita, apalagi bagi mereka anak-anak. Anak yang di dalam keluarganya dibesarkan dengan buaian cerita menjelang tidurnya atau sering diceritakan kisah-kisah oleh anggota keluarganya akan sangat membekas baginya di kemudian kelak. Hampir setiap peradaban memiliki tradisi bercerita, baik lisan maupun tulisan. Hal ini karena cerita merupakan refleksi dari kejadian-kejadian nyata yang dapat diambil pelajaran dan hikmah darinya. Pun demikian di dalam dunia Islam. Dunia Islam sangat erat dengan cerita-cerita. Hal ini dapat dilihat di dalam al-Qur’an sendiri sebagai sumber rujukan pertama agama islam yang banyak sekali memuat cerita-cerita. Di antara cerita yang dimaksud adalah cerita-cerita nabi terdahu...