"Menikah adalah sakit kepala."
Banyak orang-orang yang masih bertahan dalam ikatan suami istri-kebanyakan perempuan-yang padahal rumah tangga yang sedang dibina benar-benar rusak, penuh kekerasan, timpang, hancur, penyakitan, racun, dan sangat tidak layak untuk dipertahankan. Salah satu alasan masih bertahan dan paling banyak adalah anak. Ya, anak. Ia tetap bertahan dalam kesakitan fisik, fikiran, dan perasaan karena anak. Biarlah ia yang menanggung beban, asal anak jangan. Betapapun sakitnya itu. Karena sebuah perceraian yang paling terdampak adalah anak.
Dalam rumah tangga penyakit paling mematikan dan menakutkan bagi setiap pasangan adalah perselingkuhan. Orang yang masih bertahan dalam suatu ikatan yang di dalamnya terjadi perselingkuhan adalah orang yang sangat naif. Maaf, itu tindakan pekok dan kemplu. Perselingkuhan adalah bentuk penghianatan terbesar. Dalam suaru negara penghianat hukumannya adalah tembak atau gantung mati.
Bukti-bukti yang Dr. Ji Sun Woo temukan tentang perselingkuhan suaminya sudah sangat jelas dan kuat. Jika ia mau, suaminya sekali tembak akan tumbang. Sebagai seorang dokter jelas dia tahu di mana letak jantung. Baginya satu gunting kecil sudah cukup untuk menikam suaminya. Kuda-kuda dan ancang-ancang secara fisik dan perasaan sudah siap. Jelas secara perasaan ia sudah sangat siap: kemarahan, rasa kecewa, hati yang hancur karena penghianatan yang membuncah siap ia luapkan. Tidak peduli di tengah-tengah banyak orang. Toh banyak dari mereka juga penghianat yang terlibat.
Namun, semuanya ia urungkan. Ia urungkan karena putra semata wayangnya, Lee Joon Yeong.Seperti yang kukatakan di atas bukan. Atau ia hanya menunda saja. Menunda sampai waktu yang pas. Biarlah putranya bahagia pergi kemah bisbol yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama bersama ayahnya. Ia tidak mau putranya kecewa. Ia mengorbankan perasaan dan harga dirinya.
Setidaknya di dalam cerita ia masih bertahan. Dan bersikap tidak terjadi apa-apa. Beberapa orang mengatakan Dr. Ji Sun Woo lemah, sangat lemah dan naif. Namun, beberapa yang lain mengatakan ia sangat kuat, kuat untuk sementara waktu setidaknya menunda perceraian demi anaknya. Entahlah.
Suami Dr. Ji Sun Woo, Lee Tae Oh jelas lelaki tak tahu diuntung dan keparat. Kawan-kawannya banyak yang iri karena dia mendapatkan istri seorang Dr. Ji Sun Woo. Bahkan, tanpa istrinya ia bukan siapa-siapa. Perusahannya jelas perusahaan yang sakit-sakitan dan menunggu ambrug. Atas jasa istrinya pulalah perusahaan itu terselamatkan dan ada yang mau berinvestasi.
Di ulang tahun suaminya akhirnya ia tahu siapa wanita perebut suaminya, pelakor. Ia adalah Yeo Da Kyun, putri salah seorang pasiennya: muda, cantik, putri semata wayang salah seorang pengusaha tersukses di Gosan, pelatih pilates. Jelas ia adalah sosok perempuan yang nyaris sempurna. Laki-laki yang menginginkannya juga jelas bukan main banyaknya. Herannya ia rela dengan laki-laki yang menumpang ketenaran istrinya. Ya, laki-laki yang telah beristri. Oh, sebagai laki-laki saya harus belajar banyak dari Lee Tae Oh atas kunci suksesnya.
Itulah bahayanya cinta tanpa akal. Bagaimanapun, banyak hal-hal serupa yang tidak masuk akal terjadi di sekitar kita. Semoga kita sekalian terlindung darinya.
Ia masih memendam. Ia masih berpura-pura. Namun, ia sangat lelah secara perasaan. Sempat beberapa saat meledak saat sampai rumah dengan mengemasi pakaian dan perkakas suaminya. Hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan ingin segera ia singkirkan, termasuk suaminya. Namun, pagi-pagi sekali apa-apa yang rencananya ingin ia buang sudah kembali ke tempatnya semula. Ia masih berpura-pura.
Fakta baru, selingkuhan suaminya hamil dan orang itu memeriksakan diri kepadanya. Kau pasti tahu bagaimana perasannya saat itu. Entah hal apa yang pas untuk menggambarkannya. Jika orang pada umumnya pasti sudah jadi keributan besar di sana. Namun, ia masih menahan diri. Menahan diri dengan rasa sakit yang enah seperti apa. Di depannya, selingkuhan suaminya nampak polos dan biasa-biasa saja. Sikap yang sudah pasti tambah bikin dongkol.
Kemudian entah karena alasan apa ia menemui Min Hyun Seo, salah seorang pasiennya yang di episode 1 dimintai untuk mencari bukti perselingkuhan suaminya. Mungkin ia meminta hal yang sama. Namun,lebih dari itu, nampaknya ia adalah sosok yang bisa menguatkannya karena senasib dengannya. Ia adalah korban kekerasan dengan pasangannya. Ia diselamatkan oleh Dr. Ji Sun Woo untuk sementara waktu. Bagaimanapun, saat memiliki masalah seseorang memang harus ada sosok yang menjadi penguat baginya.
Cerita ditutup dengan sikapnya yang nampak lebih kuat, tabah, dan tenang di depan suaminya. Nampaknya ia merencanakan sesuatu yang lebih matang dan cantik. Sebelumnya ia mennyai langsung suaminya atas perselingkuhannya, namun suaminya sama-sekali tiada mengakui. Hati-hati kau Tae Oh.
Bersambung
Banyak orang-orang yang masih bertahan dalam ikatan suami istri-kebanyakan perempuan-yang padahal rumah tangga yang sedang dibina benar-benar rusak, penuh kekerasan, timpang, hancur, penyakitan, racun, dan sangat tidak layak untuk dipertahankan. Salah satu alasan masih bertahan dan paling banyak adalah anak. Ya, anak. Ia tetap bertahan dalam kesakitan fisik, fikiran, dan perasaan karena anak. Biarlah ia yang menanggung beban, asal anak jangan. Betapapun sakitnya itu. Karena sebuah perceraian yang paling terdampak adalah anak.
Dalam rumah tangga penyakit paling mematikan dan menakutkan bagi setiap pasangan adalah perselingkuhan. Orang yang masih bertahan dalam suatu ikatan yang di dalamnya terjadi perselingkuhan adalah orang yang sangat naif. Maaf, itu tindakan pekok dan kemplu. Perselingkuhan adalah bentuk penghianatan terbesar. Dalam suaru negara penghianat hukumannya adalah tembak atau gantung mati.
Bukti-bukti yang Dr. Ji Sun Woo temukan tentang perselingkuhan suaminya sudah sangat jelas dan kuat. Jika ia mau, suaminya sekali tembak akan tumbang. Sebagai seorang dokter jelas dia tahu di mana letak jantung. Baginya satu gunting kecil sudah cukup untuk menikam suaminya. Kuda-kuda dan ancang-ancang secara fisik dan perasaan sudah siap. Jelas secara perasaan ia sudah sangat siap: kemarahan, rasa kecewa, hati yang hancur karena penghianatan yang membuncah siap ia luapkan. Tidak peduli di tengah-tengah banyak orang. Toh banyak dari mereka juga penghianat yang terlibat.
Namun, semuanya ia urungkan. Ia urungkan karena putra semata wayangnya, Lee Joon Yeong.Seperti yang kukatakan di atas bukan. Atau ia hanya menunda saja. Menunda sampai waktu yang pas. Biarlah putranya bahagia pergi kemah bisbol yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama bersama ayahnya. Ia tidak mau putranya kecewa. Ia mengorbankan perasaan dan harga dirinya.
Setidaknya di dalam cerita ia masih bertahan. Dan bersikap tidak terjadi apa-apa. Beberapa orang mengatakan Dr. Ji Sun Woo lemah, sangat lemah dan naif. Namun, beberapa yang lain mengatakan ia sangat kuat, kuat untuk sementara waktu setidaknya menunda perceraian demi anaknya. Entahlah.
Suami Dr. Ji Sun Woo, Lee Tae Oh jelas lelaki tak tahu diuntung dan keparat. Kawan-kawannya banyak yang iri karena dia mendapatkan istri seorang Dr. Ji Sun Woo. Bahkan, tanpa istrinya ia bukan siapa-siapa. Perusahannya jelas perusahaan yang sakit-sakitan dan menunggu ambrug. Atas jasa istrinya pulalah perusahaan itu terselamatkan dan ada yang mau berinvestasi.
Di ulang tahun suaminya akhirnya ia tahu siapa wanita perebut suaminya, pelakor. Ia adalah Yeo Da Kyun, putri salah seorang pasiennya: muda, cantik, putri semata wayang salah seorang pengusaha tersukses di Gosan, pelatih pilates. Jelas ia adalah sosok perempuan yang nyaris sempurna. Laki-laki yang menginginkannya juga jelas bukan main banyaknya. Herannya ia rela dengan laki-laki yang menumpang ketenaran istrinya. Ya, laki-laki yang telah beristri. Oh, sebagai laki-laki saya harus belajar banyak dari Lee Tae Oh atas kunci suksesnya.
Itulah bahayanya cinta tanpa akal. Bagaimanapun, banyak hal-hal serupa yang tidak masuk akal terjadi di sekitar kita. Semoga kita sekalian terlindung darinya.
Ia masih memendam. Ia masih berpura-pura. Namun, ia sangat lelah secara perasaan. Sempat beberapa saat meledak saat sampai rumah dengan mengemasi pakaian dan perkakas suaminya. Hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan ingin segera ia singkirkan, termasuk suaminya. Namun, pagi-pagi sekali apa-apa yang rencananya ingin ia buang sudah kembali ke tempatnya semula. Ia masih berpura-pura.
Fakta baru, selingkuhan suaminya hamil dan orang itu memeriksakan diri kepadanya. Kau pasti tahu bagaimana perasannya saat itu. Entah hal apa yang pas untuk menggambarkannya. Jika orang pada umumnya pasti sudah jadi keributan besar di sana. Namun, ia masih menahan diri. Menahan diri dengan rasa sakit yang enah seperti apa. Di depannya, selingkuhan suaminya nampak polos dan biasa-biasa saja. Sikap yang sudah pasti tambah bikin dongkol.
Kemudian entah karena alasan apa ia menemui Min Hyun Seo, salah seorang pasiennya yang di episode 1 dimintai untuk mencari bukti perselingkuhan suaminya. Mungkin ia meminta hal yang sama. Namun,lebih dari itu, nampaknya ia adalah sosok yang bisa menguatkannya karena senasib dengannya. Ia adalah korban kekerasan dengan pasangannya. Ia diselamatkan oleh Dr. Ji Sun Woo untuk sementara waktu. Bagaimanapun, saat memiliki masalah seseorang memang harus ada sosok yang menjadi penguat baginya.
Cerita ditutup dengan sikapnya yang nampak lebih kuat, tabah, dan tenang di depan suaminya. Nampaknya ia merencanakan sesuatu yang lebih matang dan cantik. Sebelumnya ia mennyai langsung suaminya atas perselingkuhannya, namun suaminya sama-sekali tiada mengakui. Hati-hati kau Tae Oh.
Bersambung
Komentar
Posting Komentar